Judul : Skripshit
Pengarang : Alitt Susanto
Penerbit : Bukune
Tahun terbit : 2012
Ringkasan buku
Sesuai
dengan judul buku ‘Skripshit’, Alitt menceritakan bagaimana ia dulu memasukki
jenjang pendidikan yang terakhir, yaitu perguruan tinggi. Walaupun sudah
saatnya ia untuk lulus, tetapi terlalu banyak hambatan yang ia temukan, seperti masalah finansial yang diceritakan di bab “Pendahuluan”, sampai ke
alasan absurd bahwa ia tidak mau mempunyai
titel ‘pengangguran’ (selepas menjadi sarjana). Menurutnya, lebih baik berstatus
mahasiswa (MaPaLa – Mahasiswa Paling Lama) dibanding status pengangguran.
Tidak hanya mengenai masalah kuliah, ia juga menceritakan pahit manisnya di dalam menjalin kisah asmara. Walaupun tidak ada yang pernah berhasil, ia menceritakan
pengalamannya jatuh cinta pada pandangan pertama di bab “Friday, I’m in Love but… “ yang berakhir tragis.
Alitt yang lebih
dikenal sebagai mahasiswa abadi ini, juga menceritakan kerasnya dunia pekerjaan
dengan berbagai pengalamannya yang sangat menarik. Ia berhasil mewawancarai seorang
menteri dan waria, tetapi ia gagal menerbitkan beritanya, yang dapat dilihat di bab “Wartawan vs Wariawan”.
Buku ini pun ditutup dengan perjuangan Alitt semula kecil, dari keluarga broken-home, yang di saat tingkat SD
sangat berprestasi, namun berubah 180 derajat ketika duduk di tingkat STM.
Tuhan pun menyadarkan ia melalui pengalaman kecelakaan yang cukup parah, dengan
lukanya yang masih membekas hingga sekarang ini. Akhirnya pun Alitt sadar dan
kehidupannya mulai membaik. Bab ini pun ditutup dengan kalimat yang masih
bertemakan skripsi “Hidup ini bagai skripsi… banyak bab dan revisi yang harus
dilewati. Tapi akan selalu berakhir indah… bagi mereka yang pantang menyerah.”
Penilaian dan Rekomendasi
Alitt Susanto
adalah penulis dengan gaya komedi, sehingga buku ini pun dapat diterima dengan
mudah oleh khalayak luas, khususnya kawula muda. Ia terbiasa menggunakan
tekhnik punchline, yaitu menyisipkan komedi di akhir kalimat, yang dapat dilihat
di kalimat berikut “Gue cuma nggak pengin ketinggalan materi perkuliahan.
Itulah semangat mahasiswa… berkobar di depan, meredup di belakang.”
Walaupun begitu,
buku ini juga dikemas oleh pelajaran-pelajaran penting, sehingga para
pembaca dapat memetik hikmahnya. Seperti kata Alitt “Tujuan gue cuma satu, agar
buku ini nggak cuma berisi cekakak-cekikik doang, tapi ada pelajaran berharga
yang kalian bisa petik dari sini.” Terbukti, banyak sekali bab yang mungkin
dinilai sepele, seperti saat Alitt menceritakan pengalamannya membuang hewan
peliharaannya di “My Pet, My Bad”, tetapi ia menjelaskan bahwa kebiasaan itu
sangat susah untuk dirubah. Tentu, bab yang paling mengesankan adalah bab “Life
is a Journey”. Walaupun komedi tidak terlalu digunakan, tetapi bab ini sangatlah
menghibur karena pengalaman hidup Alitt ini sangatlah inspiratif. Banyak
pelajaran yang pembaca bisa ambil pada bab tersebut.
Buku
ini bersifat non-formal, sehingga buku ini dikemas dengan bahasa sehari-hari
yang mudah dimengerti. Terlepas dari gaya non-formal tersebut, Alitt banyak
menyisipkan kalimat-kalimat bermakna di dalam bukunya, seperti kalimat
berikut ini “Cinta itu memang sering berawal dari hal-hal sederhana, tapi rasanya
selalu gagal dijelaskan dengan kata-kata.” Kalimat-kalimat inilah yang menjadi
daya tarik dari penulisan Alitt tersendiri. Alitt menyebut gaya menulisnya ini
gaya menulis ‘komedi pakai hati’. Kekurangan dari penulisan gaya Alitt adalah
kecenderungan Alitt untuk menggunakan humor-humor yang sedikit mesum, sehingga
mungkin kurang cocok untuk dibaca anak-anak, seperti contohnya pada kalimat
berikut “Kemaluan bertanya, sesat di jalan”.
Dengan dibuatnya
buku bertemakan kehidupan mahasiswa ini, sebenarnya cukup dinilai mengkhawatirkan karena
bisa mengubah persepsi para mahasiswa untuk menunda-nunda kuliahnya seperti
yang Alitt lakukan, tapi kekhawatiran ini tidak berlangsung lama. Dengan
pintar, Alitt merangkai kata-kata sehingga pengalamannya bisa membuat para
pembaca yang berstatus mahasiswa itu untuk tidak mengikuti jejaknya, melainkan untuk
cepat-cepat menjadi sarjana.
Secara
keseluruhan, buku ini sangatlah menarik. Buku ini tidak hanya memancing tawa,
tetapi juga memberikan pelajaran-pelajaran berharga yang bisa dipetik oleh para
pembaca. Buku seharga Rp41.000,- ini sangatlah sayang untuk dilewatkan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar